Status: Warrior Member
Foto:
Sedang: [off]
ID: 43713
Pelanggaran: Tidak Ada
Nama: haidir
Jenis kelamin: Laki-laki
Kota: Banjarbaru
Kelahiran: 20 Agustus 1995 (28 tahun)
Website: Beribadah Hanya Kepada Allah. Menuntut Ilmu Agama Islam. Slice of life. Anime. Ganers
Topik di forum: 0
Posting di forum: 2432
Posting di buku tamu : 0
Komen News: 8
Komen Update Anime: 915
Komen Update Manga: 3
Poin: 7888
Cendol: 600
Register: 7 Jul 2013 01:51
Terakhir berkunjung: 11 Jan 2019 13:08
613 visitor message
Fitriani [off] (26 Apr 2015 11:52) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
Nino melepas kemejanya, dan pada saat itulah Yasmine menyadari sesuatu. Yasmine bangkit, lantas mendekati Nino menyentuh punggungnya. Nino tersentak kaget dan buru-buru mengenakan kaus olahraga, tapi Yasmine sudah keburu melihat. Ia sudah melihat bekas-bekas luka panjang yang memenuhi punggung Nino. “Kenapa…?” Nino mengehela napas, lalau menyisir rambutnya sendiri dengan jari. Ia sedang tidak ingin bercerita apa pun. “Bokap lo ya?” tanya Yasmine membuat Nino mendelik. Yasmine segera menutup mulut, tahu kalau tebakannya benar. “Jangan ngomongin soal itu lah,” sergah Nino, kembali dingin seperti kemarin-kemarin. Nino lantas mendesah. “Gue mau mandi dulu.” |
|
Fitriani [off] (26 Apr 2015 11:51) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
“Apa?” tanya Yasmine pura-pura tak mendengar, tak ingin melepaskan Nino kali ini. Nino berdecak kemudian mendekati Yasmine yang segera menunduk. “Apa perlu gue bilang dengan cara lain?” tanya Nino membuat Yasmine cepat-cepat menggeleng takut. Nino mengangguk-angguk dengan ekspresi jahil, lalu meregangkan otot-ototnya. Yasminemenatap kemeja Nino yang kotor. “No, kemeja lo kotor banget tuh. Lo nggak ada baju ganti?” tanya Yasmine, membuat Nino mengintip punggung kemejanya yang memang sudah cokelat terkena debu lantai. “Oh, baju olahraga,” Nino segera mengeluarkan baju olahraganya dari laci, membuat Yasmine bergidik. Yasmine bersumpah suatu saat akan mengeluarkan isi laci Nino dan mengirimnya ke laundri. |
|
Fitriani [off] (26 Apr 2015 11:51) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
Nino menatap nasi putih beserta beberapa sosis goreng di bentuk gurita dan telur orak arik yang ada di dalam kotak bekal itu, tapi tak lantas meahapnya. Ia menatap Yasmine lekat-lekat, lalu dengan sekali gerakan cepat, ia meraih kepala Yasmine dan mengecup dahinya. Yasmine melongo parah sementara Nino segera asyik mengunyah sosis. Beberapa saat kemudian, Yasmine sadar dan memegang pipinya sendiri yang sudah terasa panas. Nino melihatnya dari sudut mata, tapi pura-pura tidak peduli walaupun setengah mati ingin tertawa. “Siapa juga bisa masak yang kayak begini,” komentar Nino setelah selesai makan, membuat Yasmine mendelik. Nino tertawa, lalu menepuk kepala Yasmine. “Makasih,” gumam Nnino tak jelas sambil bangkit dan mengelus-elus perutnya yang kenyang. |
|
Fitriani [off] (26 Apr 2015 11:51) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
“Hei,” Nino mendongak, lalu melongo saat melihat siapa yang barusan berbicara. Yasmine munvul dari pintu kelas, lantas masuk dengan ceria sambil menenteng sebuah tas berwarna pink. Ia meletakkan tas itu di atas meja Nino, membuka isinya dan menyododrkannya pada Nino. Nino hanya menatap bingung kotak bekal di tangan Yasmine. “Gue tau lo pasti masih di sini,” kata Yasmine sambil tersenyum. “Mankanya gue dateng pagi-pagi. Ini, sarapan dulu.” Nino menatap Yasmine yang masih tersenyum, lalu kembali menatap kotak bekal bergambar Hello Kitty itu dan menerimanya. Yasmine segera duduk di depannya. “Punya lo…?” “Oh, gue? Udah makan,” jawab Yasmine cepat, membuat Nino mengangguk-angguk. Nino lantas membuka tutup kotak bekal itu, membuat Yasmine segera meringis. “Gue nggak bisa masak, sori ya.” |
|
Fitriani [off] (26 Apr 2015 11:50) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
Nino menguap, lalu tanpa sengaja melirik meja di sebelahnya. Meja Yasmine. Nino tersenyum sendiri, mengingat kejadian semalam. Ia tak pernah menyangka masih ada hal yang bisa membuatnya tersenyum setelah mimpi buruknya selama tiga tahun menjadi nyata. Nino menghela napas, sekarang teringat pada sosok ayahnya yang muncul di pintu rumah setelah tiga tahun di penjara. Nino berpikir ia masih punya waktu dua tahun, tapi ternyata ia salah. Ayahnya sekarang sudah kembal. Itu yang menolak Nino untuk pulang. Tanpa ia sadari, ia meraba punggungnya yang mendadak terasa sakit. Bukan karena tidur di lantai yang keras, tapi karena luka di masa lalu. Luka yang sampai kapan pun tak akan bisa sembuh. |
|
Fitriani [off] (26 Apr 2015 11:49) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
Part 10 Nino membuka mata perlahan, tapi segera memejamkan mata lagi. Cahaya matahari yang menyilaukan membuat matanya terasa perih. Nino mengucek mata, lalu mencoba duduk dan melihat sekeliling. Ruangan kelasnya masih lengang. Nino bangkit, lantas menggerakkan pinggang yang terasa kaku. Lehernya juga terasa sakit. Tidurnya semalam sangat tidak nyenyak. Selain lantai kelasnya keras dan dingin, nyamuk yang berkeliaran juga tidak tanggung- tanggung. Nino menggaruk tangan dan pipinya yang penuh bentol. Nino terasuk ke bangkunya, lalu duduk. Ia lantas menatap ke depan, kea rah papan tulis yang dipenuhi coret-coretan anak buahnya. Kebanyakan coretan itu tentang makian terhadap guru, tapi ada juga yang menjadikan papan itu ajang untuk menitip salam. |
|
Pirmansyah [off] (26 Apr 2015 10:38) |
|
mungkin um! orang jepang ya? |
|
Ko2-chan [off] (26 Apr 2015 10:10) * [img]http://v.ht/WQB9[/img] |
|
Mungkin, soal.a link download cma dikit, so aq jd susah kalau mau download..mmm |
|
Ko2-chan [off] (26 Apr 2015 09:55) * [img]http://v.ht/WQB9[/img] |
|
Enggak kyk.e |
|
Pirmansyah [off] (26 Apr 2015 09:35) |
|
Wih um hebat |
|
Ko2-chan [off] (26 Apr 2015 05:25) * [img]http://v.ht/WQB9[/img] |
|
Oww, mungkin krna gk ada panel profil diats, mungkin |
|
Ko2-chan [off] (26 Apr 2015 04:57) * [img]http://v.ht/WQB9[/img] |
|
Blum tau, hee |
|
Fitriani [off] (25 Apr 2015 21:08) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
Lanjut ke part 10 ? |
|
Fitriani [off] (25 Apr 2015 21:07) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
Lanjut part 9? |
|
Fitriani [off] (25 Apr 2015 21:04) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
Tak terlihat menyadar apa pun, Nino melangka, bermaksud keluar kelas sementara Yasmine masih terdiam memegangi kedua pipinya. Saat sadar Yasmine tidak mengikutinya, Nino menoleh. “Lo kenapa?” tanya Nino membuat Yasmine kembali salah tingkah. “Eh? Nggak apa-apa!” seru Yasmine kelewat ceria. “Ayo pulang!” Yasmine melesat mendahului Nino keluar kelas, membuat Nino mengernyitkan dahi. Ia lalu mengedikkan bahu dan mengikutinya. |