Status: Warrior Member
Foto:
Sedang: [off]
ID: 43713
Pelanggaran: Tidak Ada
Nama: haidir
Jenis kelamin: Laki-laki
Kota: Banjarbaru
Kelahiran: 20 Agustus 1995 (28 tahun)
Website: Beribadah Hanya Kepada Allah. Menuntut Ilmu Agama Islam. Slice of life. Anime. Ganers
Topik di forum: 0
Posting di forum: 2432
Posting di buku tamu : 0
Komen News: 8
Komen Update Anime: 915
Komen Update Manga: 3
Poin: 7888
Cendol: 600
Register: 7 Jul 2013 01:51
Terakhir berkunjung: 11 Jan 2019 13:08
613 visitor message
Fitriani [off] (27 Apr 2015 11:00) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
Mei menatap Ferris, lalu menghela napas. “Si, Yasmine. Dipermalukan Sisca di depan kelas,” kata Mei, membuat Ferris menatapnya dengan mata melotot. “Dipermalukan… gimana?” “Entah gimana, Sisca bisa dapet foto-foto Yasmine jaman julu, dan di tempel di papan tulis,” kata Mei lagi, sementara Ferris masih menatapnya bingung. Mei menghela napas. “Yasmine dulunya gendut.” Ferris terdiam sesaat, lalu kembali bingung. “Terus?” komentar Ferris, tak tahu apa yang harus dipusingkan. “Lo cowok sih, susah deh,” Mei memutar bola mata. “Buat cewek, apalagi yang semanis Yasmine, gendut bisa jadi aib. Sisca sengaja masang foto itu supaya Nino ngejauhin Yasmine.” |
|
Fitriani [off] (27 Apr 2015 11:00) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
“Haloo…” Mei melongokkan kepala ke dalam ruangan OSIS, kemudian masuk tanpa dipersilahkan. Ferris yang ada di kursi kebesarannya hanya mengernyit. “Ada apa ya?” tanyanya, tak biasa melihat Mei ada di sini. “Nggak apa-apa. Tadi di kelas lo nggak ada, mankanya gue piker lo pasti ada di sini,” Mei menarik kursi dan duduk di depan Ferris. “Lo kehilangan momen tadi.” “Momen apa?” Ferris melirik jam tangan. Ia yakin belum ada jam pelajaran apa pun dimulai saat ini, mankanya ia memutuskan untuk menyepi di ruang OSIS. |
|
Fitriani [off] (27 Apr 2015 11:00) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
Yasmine bersyukur Nino tak bertanya apa pun. |
|
Fitriani [off] (27 Apr 2015 10:59) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
Nino berderap ke koridor, mendorong anak- anak yang menghalangi jalannya. Ia mencari sosok Yasmine di setiap sudut, tapi tak ditemukannya. Nino menghela napas, lalu tanpa sengaja melirik ke kamar mandi perempuan, satu-satunya tempat yang belum ia periksa. Nino menatapnya ragu, tapi melangkah juga kesana. Ia melongokkan kepala ke dalam kamar mandi dan mendapati Yasmine sedang berjongkok di depan WC. Nino menatapnya sebentar, lalu mendekatinya. Yasmine yang menyadari kehadiran orang lain segera menoleh, lantas mengalihkan pandangan saat tahu itu Nino. Nino sendiri sudah kepalang melihat mata Yasmine yang basah, tapi ia tak berkata apa pun. Ia hanya memperhatikan Yasmine yang masih terisak pelan, sambil berjongkok di depan pintu kamar mandi. |
|
Fitriani [off] (27 Apr 2015 10:58) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
“Ng-nggak, Bos,” cicit anak itu, membuat Nino melemparnya ke papan tulis. Dalam hitungan detik, Nino mneyambar kerah kemeja Sisca dan menariknya. “Lo? Selain jadi pecun ternyata berbakat juga jadi wartawan infotaiment,” desis Nino, sementara Sisca sudah genetaran. Nino melepaskan Sisca sehingga ia terhempas ke lantai. Ia lantas menatap tajam ke sekeliling, membuat kerumunan itu bubar seketika. “Beresin ini,” perintah Nino pada Yudhis yang langsung mengangguk. Ia kemudian melangkah keluar kelas, bermaksud mencari Yasmine. Nino berderap ke koridor, mendorong anak- anak yang menghalangi jalannya. Ia mencari sosok Yasmine di setiap sudut, tapi tak ditemukannya. |
|
Fitriani [off] (27 Apr 2015 10:57) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
Di sebelah kiri, di bawah ada bacaan ‘before’, terdapat foto-foto seorang anak perempuan yang sangat gemuk. Di sebelah kanan, di bawah tulisan ‘after’, terdapat fiti Yasmine yang sekarang. Nino tak bisa berkata-kata untuk beberapa saat, otaknya sibuk mencerna informasi baru itu. “Gimana, No? gue nggak pake edit-edit lho. Foto-foto itu asli gue dapet dari temen SMP-nya dulu,” Sisca nyengir penuh kemenangan. Nino menatap datar foto-foto itu, lalu melangkah keluar kelas dan menarik masuk anak laki-laki yang tadi menjawab Bowo. Ia menjambak rambutnya dan membuatnya menghadap papan tulis. “Lo bilang ada yang lucu? Mana yang lucu?” tanya Nino dingin sementara semua anak sekarang menatapnya ngeri. |
|
Fitriani [off] (27 Apr 2015 10:56) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
Yasmine menekap mulut, lalu segera menghambur keluar kelas. Katika melewati pintu, ia tak sengaja menabrak seseorang. Yasmine mendongak, dan menatap Nino yang balas menatapnya bingung. “Kenapa lo?” tanya Nino, tapi Yasmine tak menjawab. Ia berderap melewati kerumunan, lalu menghilang. Nino bertukar pandang dengan teman- temannya, lantas beralih pada kerumunan di depan kelasnya. “Ada apaan nih?” seru Bowo mewakili rasa penasaran Nino. “Ngapain lo pada di depan kelas kita?” “Itu, Kak, ada yang lucu,” jawab seorang anak laki-laki kelas sepulus, membuat Nino dan yang lain segera masuk kelas untuk mencari tahu.. Nino melihat Sisca yang masih tertawa-tawa, lalu menoleh kea rah papan tulis. Nino memicingkan mata untuk melihat lebih jelas. |
|
Fitriani [off] (27 Apr 2015 10:56) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
sudah mengenang di pelupuk matanya. Seluruh tubuhnya gemetar dan muncul keringat dingin. Ia bisa mendengar beberapa cemoohan di belakangnya. “Ternyata dia dulu gendut begitu…” “Nggak ada cakep-cakepnya…” “operasi kali ya, dia?” Tangan Yasmine perlahan terangkat. Ia menutup telinganya sendiri supaya tak bisa mendengar lagi. “Get lost, you freakin’ Asian fatso! ” “What? That ugly Asian likes me? You gotta be kidding me!” “What the heck is she doing with james? She’s plain ugly! She’d never get a single chance!” Ia masih bisa mendengar. Sekarang semuanya kembali berputar di kepala Yasmine dan membuatnya mual. |
|
Fitriani [off] (27 Apr 2015 10:56) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
Yasmine lantas menatap bingung kelasnya yang ramai oleh murid-murid. Yasmine dapat mengenali mereka seebagai anak kelas sepuluh dan sebelas. Tapi apa yang mereka lakukan di kelasnya? Anak-anak itu tiba-tiba menyadari kehadiran Yasmine, lalu membuka jalan baginya sambil terkikik. Yasmine mengernyit, tapi melangkah masuk juga. Sisca berdiri tepat dihadapannya dengan tangan terlipat di depan dada sambil tersenyum sinis. “Ada apaan ya?” tanya Yasmine, masih tidak sadar dengan apa yang terjadi. Sisca tidak menjawab. Ia hanya mengedikkan bahu kearah papan tulis. Yasmine menoleh, lalu matanya melebar saat melihat apa yang dilihatnya. Beberapa foto dirinya beberapa tahun lalu, entah bagaimana, tertempel di sana. Foto-foto yang merupakan aib bagi Yasmine. Foto-foto yang merupakan bukti eksistensi dirinya de masa lalu. Fakta yang ia sedang berusaha lupakan. Yasmine tahu ia lupa bernapas, dan air mata |
|
Fitriani [off] (27 Apr 2015 10:55) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
Yasmine melangkah menuju sekolah tanpa semangat. Memang, sebelumnya ia juga tidak pernah bersemangat, tapi hari ini berbeda. Ia merasa bersalah pada Sisca karena sudah membuatnya marah kemarin, sekaligus takut karena kemungkinan besar hari ini ia akan kembali dibuli. Yasmine melewati beberapa anak yang menatapnya penuh minat. Yasmine balik menatap mereka bingung, lalu mengedikkan bahu. Mungkin mereka para junior yang baru melihat Yasmine, atau baru mendengar cerita tentang Yasmine. Tapi begitu masuk ke dalam gedung sekolah, Yasmine melihat lebih banyak anak yang kasak kusuk, bahkan ada yang terang-terangan menunjuknya sambil tertawa-tawa. Yasmine seketika mendapat firasat buruk. Jelas-jelas ini sudah tidak normal. |
|
Fitriani [off] (27 Apr 2015 10:52) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
ada kok, ni part 12 |
|
Shin_Kazuya [off] (27 Apr 2015 09:19) |
|
lumayan buat beli kuota |
|
Fitriani [off] (27 Apr 2015 09:18) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
ngiler nya itu, ngiler kpengen |
|
Fitriani [off] (27 Apr 2015 09:17) * [c][red]Julyan Ridho[/red][/c] |
|
Ngga bukann, tongkat nya itu Cakep dah, panjang Setengah warna merah, sama yg dtempat pegangan nya itu htam, aku aja ampe ngiler ngeliat tongkat itu |
|
Shin_Kazuya [off] (27 Apr 2015 08:28) |
|
pasti di kurangi lah mbah |